Contoh Proposal Bimbingan KOnslikng Islam IAIN Kerinci



STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM BERUPAYA MENINGKATKAN NILAI AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan tujuan hidup sehingga dapat memiliki pandangan yang luas ke arah depan yang lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan orang – orang berkualitas. Pendidikan juga merupakan suatu usaha untuk mengembangkan intelektualitas supaya cepat dan tepat dalam mencerna semua gejala yang ada.
Proses pendidikan sesunguhnya telah berlangsung semejak bayi manusia dilahirkan kedunia ini. Semejak seseorang dilahirkan telah tersentuh pendidikan yang diberikan orang tuanya. Sesederhana apapun yang diberikan bentuk pendidikan oleh orang tua kepada anak yang dilahirkan, pasti telah menjadi transfer nilai – nilai pendidikan pada anak tersebut.
Salah satu upaya dalam proses pendidikan adalah belajar. Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat.
            Pernyataan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri samapai kapan pun dan di mana pun manusia itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pemberlakuan system pendidikan di Indonesia terlihat kemajuan nyang cukup berarti. Membicarakan masalah system pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan tuntutan akan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya tenaga pendidik.[1]
Dewasa ini peran guru dalam pendidikan tidak hanya dalam menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa tersebut agar mencapai kematangan kepribadian sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Kegiatan ini sering dinamakan bimbingan dan konseling yang menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran. Tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu.
Setiap siswa mempunyai watak dan karakteristik yang berbeda, sebagai guru bimbingan dan konseling harus bias memahami dari karakteristik peserta didiknya yang berkembang. Dalam dunia pendidikan bukan hanya intelektual dari peserta didik saja yang kita tonjolkan, tetapi moralitas dari peserta didik sebagai modal menjalani kehidupan dan tantangan sosial kedepannya juga harus ditekan kan dalam dunia pendidikan.
Seperti yang kita ketahui dewasa ini remaja memang telah banyak yang terpuruk dari moralnya. Sekarang kita yang peduli dengan generasi penerus pembagunan bangsa dan sebagai guru bimbingan konseling bias memotivasi peserta didik dalam meningkatkan nilai efektif dan nilai psikomotorik dari siswa supaya keseimbangan antara intelektual dan moralitasnya tercapai.
Seorang guru bimbingan dan konseling harus bisa menyelaraskan antara moralitas dan intelektual peserta didik demi terciptanya bibit siswa yang berprestasi. Dalam hal ini seorang guru bimbingan konseling sangat berpengaruh dalam membimbing, memotivasi dan mengarahkan peserta didik untuk mencapai puncak prestasi yang diinginkan oleh siswa.
Dari hasil observasi yang diketahui bahwa dalam proses pemberi layanan konseling di SMK Negeri 3 Sungai Penuh kurangnya minat dari siswa – siswi untuk bertatap muka dengan guru bimbingan dan konseling, di karenakan adanya rasa takut untuk bertatap muka denga guru bimbingan dan konseling.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM BERUPAYA MENINGKATKAN NILAI AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH
B.     Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.      Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Bagaimana keadaan nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sungai Penuh?
b.      Bagaimana strategi guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sungai Penuh?
c.       Bagaimana kendala dan solusi guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa meningkat di SMK Negeri 3 Sungai Penuh?
2.      Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula, maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu strategi guru bimbingan dan konseling dalam berupaya meningkatkan nilai afektif dan psikomotorik peserta didik di SMK Negeri 3 Sungai Penuh.
C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitan
Penelitian ini bertujuan :
a.       Untuk mengetahui bagaima metode – metode dari guru bimbingan dan konseling dalam menghadapi ancaman turunnya nilai afektif dan psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sungai Penuh
b.      Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara moral dan intelektual siswa dalam peningkatan prestasi siswa di SMK Negeri 3 Sungai Penuh
c.       Untuk mengetahui strategi guru bimbingan dan konseling dalam memotivasi dan mendidik siswa supaya adanya peningkatan di nilai moralitas siswa.
2.      Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.       Dengan adanya peranan guru bimbingan dan konseling dalam mendidik siswa di segi afektifnya diharapkan siswa dapat menjadi pribadi yang lebih baik sebagai manusia yang berprestasi di sekolah maupun di masyarakat.
b.      Dengan adanya peran guru dalam mendidik siswa di segi moral dan intelektualnya di harapkan guru bimbingan dan konseling dapat meningkatkan profesionalitasnya sebagai seorang pembimbing.
c.       Salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas perkuliahan dan memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi) pada jurusan Tarabiyah Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kerinci.
D.    Defenisi Operasional
1.      Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
2.      Pengertian Nilai Afektif
Nilai afektif adalah nilai yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Nilai afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.
3.      Pengertian Nilai Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
4.      Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut Thorndike (1920) istilah kecerdasan emosi berakar dari konsep sosial intelligence, yaitu suatu kemampuan memahami dan mengatur untuk bertindak secara biajak dalam hubungan antar manusia.[2]
Sangat pentingnya melejitkan kecerdasan emosi anak. Karena, begitu banyak kita jumpai anak – anak yang cerdas disekolah, begitu gemerlang prestasi akademiknya, tapi dalam hal mengontrol emosinya ia kalah, bersifat angkuh, sombong dll. Hal itu disebabkan ketidak mampuan si anak dalam mengelola emosinya.


5.      Pengertian Kecerdasan Spritual
Suharsono (2002) mengemukakan sebutan untuk IS adalah kecerdasan spiritual dan bukan yang lainnya karena kecerdasan ini berasal dari fitrah manusia itu sendiri.[3]
Kecerdasan spiritual ini akan mengalami aktualisasinya yang optimal jika hidup manusia berdasarkan visi dasar dan misi utama, yakni sebagai hamba dan sebagai wakil allah di bumi.
E.     Hipotesis Penelitian
Ho       :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi guru bimbingan dan konseling terhadap peningkatan nilai afektif dan psikomotorik siswa SMK Negeri 3 Sungai Penuh.
F.     Prosedur Penlitian
1.      Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif korelasi, yaitu untuk melihat seberapa besar hubungan antara variable X (Strategi Guru Bimbingan dan Konseling) terhadap variable Y (nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa), yang menunjukkan ada tidaknya pengaruh yang signifikan.
2.      Jenis Data
a.      Data Primer
“Data primer adalah data statistik yang di peroleh atau bersumber dari tangan pertama (first hand data).”[4] Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti dari individu – individu yang diselidiki atau data dari tangan pertama. Data primer dalam penelitian ini adalah skor umpan balik guru dan prestasi siswa.
b.      Data Sekunder
“Data Sekunder adalah data statistik yang diperoleh atau dari sumber tangan kedua (second hand data)”.[5] Data Sekunder adalah data yang disajikan sebagai data pendukung dari data primer atau data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
2.      Letak geografis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
3.      Struktur organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
4.      Keadaan Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
5.      Keadaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
6.      Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
3.      Sumber Data
Adapun sumber data pada penelitian ini adalah berupa orang dan materi. Sumber berupa orang adalah individu yang ditetapkan sebagai informasi ata responden, yaitu :
a.       Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
b.      Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
c.       Siswa – siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
d.      Tata Usaha Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
4.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya.[6]
Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:
a.       Siswa SMK Negeri 3 Sungai Penuh
b.      Guru Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 3 Sungai Penuh
c.       Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Sungai Penuh
d.      Pegawai Tata Usaha SMK Negeri 3 Sungai Penuh
e.       Wakil kepala sekolah SMK Negeri 3 Sungai Penuh
5.      Teknik Pengumpulan Data
Data – data yang telah diperoleh, agar dapat dipertanggung jaabkan maka penulis mengunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.      Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses pengalian data denga cara melakukan dialog langsung dengan responden dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan terstruktur yang telah disediakan.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1.      Pedoman wawancara tidak terstruktur
2.      Pedoman wawancara terstruktur
b.      Dokumentasi
“Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang – barang tertulis.”[7] Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda – benda tertulis seperti transkrip, buku – buku, dokumen, notulen, catatan harian dan sebagainya.
c.       Observasi
“Pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan persiapan yang matang, dilengkapi dengan instrumen tertentu.”[8] Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung mengamati objek yang sedang di ambil datanya, seperti daftar nilai, keadaan geografis dan prasarana yang ada, observasi untuk mengumpulkan data sehingga diperoleh data yang lengkap. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengetahui fenomena yang meliputi situasi kelas
6.      Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas, oleh Karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti dinyatakan oleh Miles and Huberman (1984), bahwa “The most srious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan sulit dalam analisis data kulitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Selanjutnya Susan Stainback menyatakan: “There are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory”. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif  menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori. (Prof. Dalam pelaksanaan semua jenis penelitian termasuk penelitian tindakan kelas maka prosedur atau teknik pengumpulan data memiliki peran penting.
Ada berbagai teknik analisis data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga komponen, yakni: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data seperti ini adalah sebagai berikut :
a.       Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbaga dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Maknanya pada tahap ini, peneliti harus bisa merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan (field note), harus ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.
Selama proses reduksi data, peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema. Reduksi data berlangsung selama penelitian dilapangan sampai pelaporan penelitian selesai. Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.
b.      Melaksanakan Penyajian Data
Penyajian data kepada yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks naratif. Dalam penyajian data disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Maka dalam display data, peneliti disarankan untuk tidak gegabah dalam mengambil kesimpulan
c.       Mengambil Kesimpulan
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan penyajian data, sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triagulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahannya hasil penelitian dapat diterima. Setelah hasil penelitian telah diuji kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.


BACAAN SEMENTARA
Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarata : PT. Rineka Cipta
Fatimah, Enung, (2008). Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), Bandung : CV. Pustaka Setia
Prawira, Purwo Atmaja, (2014). Psikologi pendidikan dalam perspektif baru, Jogjakarta : ar-ruzz media
Sudijono, Anas, (tt). Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif R&D, Bandung : Alfabeta.


OUT LINE
BAB I.                        PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan dan Batasan Masalah
C.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian
D.    Defenisi Operasional
E.     Hipotesis Penelitian
F.      Metodologi Penelitian
BAB II.           LANDASAN TEORI
A.    Layanan Bimbingan dan Konseling
B.     Layanan Konseling di Sekolah
C.     Penilaian Afektif dan Psikomotorik Siswa
BAB III.         GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.    Historis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
B.     Letak Geografis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
C.     Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
D.    Keadaan Guru, Siswa dan Tata Usaha Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
E.     Struktur Organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Sungai Penuh
BAB IV.
STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM BERUPAYA MENINGKATKAN NILAI AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH
A.    keadaan nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sungai Penuh
B.     strategi guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sungai Penuh
C.     Bagaimana kendala dan solusi guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa meningkat di SMK Negeri 3 Sungai Penuh
BAB V.           KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran


[1] Purwa Atmaja Prawira, psikoogi pendidikan dalam perspektif baru, (Jokjakarta : ar-ruzz media, 2012), h. 23
[2] Purwa Atmaja Prawira, psikoogi pendidikan dalam perspektif baru, (Jokjakarta : ar-ruzz media, 2012), h. 159
[3] Ibid.
[4] Anas Sudijono, pengantar statistik pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, tt) h. 19
[5] Ibid
[6] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h 141
[7] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h 201
[8] Anas Sudijono, Op. Cit., h 29

0 Komentar